Bahasa Indonesia 2

Kamis, 14 April 2011

Silogisme Kategorial

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.Adapun materi yang dapat saya berikan dalam pembahasan kali ini adalah mengenai Perilaku Konsumen,yang lebih mengangkat materi mengenai “ SILOGISME KATEGORIAL ”.

Dimateri ini,saya mencoba menjelaskan beberapa aspek yang ada dalam materi ini,yaitu :
*) Pengertian Silogisme Kategorial
*) Aturan umum dalam silogisme kategorial.
*) Kaidah-kaidah Silogisme Kategorial
Dalam penyelesaian tugas ini,saya banyak mendapat bantuan dari beberapa pihak, maka dari itu saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1.Bapak Budi Santoso,SS selaku dosen materi Bahasa Indonesia 2
2. Keluarga dan teman-teman saya

Kiranya pembahasan saya ini dapat berguna bagi kita semua,sebagai salah satu pedoman untuk memahami mengenai Silogisme Kategorial.
BAB I . PENDAHULUAN
Silogisme dapat dibedakan menjadi tiga:
1)silogisme kategorial;
2)silogisme hipotetis; dan
3)silogisme alternatif.
Namun, bisa juga dibedakan menjadi dua yang lain:
1)silogisme kategorial; dan
2)silogisme tersusun.

Silogisme merupakan suatu proses penarikan kesimpulan yang didasarkan atas pernyataan-pernyataan ( proposisi yang kemudian disebut premis ) sebagai antesedens ( pengetahuan yang sudah dipahami ) hingga akhirnya membentuk suatu kesimpulan ( keputusan baru ) sebagai konklusi atau konsekuensi logis. Keputusan baru tersebut selalu berkaitan dengan proposisi yang digunakan sebagai dasar atau dikemukakan sebelumnya. Oleh karena hal tersebut, perlu dipahami hal-hal teknis berkaitan dengan silogisme sehingga penalaran kita benar dan dapat diterima nalar.

Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperhatikan konsep-konsep berikut ini :

1. Pernyataan pertama dalam silogisme disebut premis mayor, sedangkan pernyatan kedua disebut premis
minor.
2. Dalam silogisme hanya terdapat tiga term ( batasan ), yaitu
term I : predikat dalam premis mayor ( B ),
term II : predikat dalam premis minor ( C ), dan
term III / antara, yaitu term yang menghubungkan antara premis mayor dan premis minor ( A ).
3. Dalam sebuah silogisme hanya ada tiga proposisi, yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
4. Bila kedua premis negatif, tidak dapat ditarik kesimpulan.
5. Bila salah satu premisnya negatif, tidak dapat ditarik kesimpulan yang sahih.
6. Bila salah satu premis partikular, kesimpulan tidak sahih.
7. Kedua premis tidak boleh partikular.
8. Rumus:
PM (premis mayor) : A = B
Pm (premis minor) : C = A
Kesimpulan : C = B
BAB II . PEMBAHASANSilogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Contoh : Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Kerbau termasuk mamalia.
Jadi, kerbau adalah binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.

Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu.

Dalam hal seperti ini kita perlu menenentukan:
1) kesimpulan apa yang disampaikan;
2) mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan
3) menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan
hukum silogisme.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut:
1) Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2) Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3) Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4) Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8 ) Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu kesimpulan.
Contoh silogisme Kategorial:
> My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Mery adalah mahasiswa
K : Mery lulusan SLTA
> My : Tidak ada manusia yang tidak bernafas
Mn : Dini adalah manusia
K : Dini bernafas
> My : Semua siswa SLTA memiliki ijazah SLTP.
Mn : Amiri tidak memiliki ijazah SLTP
K : Amir bukan bukan siswa SLTA
BAB III. KESIMPULANKaidah-kaidah Silogisme Kategorial
1. Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga, seperti:
Semua yang halal dimakan menyehatkan
Sebagian makanan tidak menyehatkan,
Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan
(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halal dimakan).
2. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
Semua korupsi tidak disenangi.
Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi
Sebagian pejabat tidak disenangi.
(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)
Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.
Beberapa politikus tidak jujur.
Banyak cendekiawan adalah politikus,
jadi:Banyak cendekiawan tidak jujur.
3. Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata
rantainya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya
positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah.
Kerbau bukan bunga mawar.
Kucing bukan bunga mawar
.….. (Tidak ada kesimpulan)
Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukk
Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunju
Jadi: Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah)
4. Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak
term menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:
Semua ikan berdarah dingin.
Binatang ini berdarah dingin
Jadi: Binatang ini adalah ikan.
(Padahal bisa juga binatang melata)
5. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak,
kesimpulan menjadi salah, seperti
Kerbau adalah binatang.
Kambing bukan kerbau.
Jadi: Kambing bukan binatang.
(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang-kan pada premis adalah positif)
6. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah
bermakna maka kesimpulan menjadi lain, seperti:
Bulan itu bersinar di langit.
Januari adalah bulan.
Jadi: Januari bersinar di langit.
(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayorberarti planet yang mengelilingi bumi).
7. Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga
jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan konklusinya.

BAB IV. DAFTAR REFERENSIhttp://aristobe74.blogspot.com/2010/02/silogisme-kategorial.htmlhttp://anggitata.wordpress.com/2011/03/11/penalaran-deduktif/

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda